MAKALAH
TAHSINUL QUR’AN
tentang
AL-QUR’AN
di
susun oleh:
KIKI
ARISTA
1614040009
Dosen
Pembimbing :
IHSAN NUZULA, S.Pd.I.,M.Pd
JURUSAN TADRIS MATEMATIKA (A)
FAKULTAS
TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
IMAM
BONJOL PADANG
2017/2018
M
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Berbicara tentang Al Qur’an, takkan pernah ada
habisnya. Al Qur’an mengandung berbagai kisah dari sejarah zaman lampau hingga
masa yang akan datang, termuat juga hukum-hukum islam, rahasia alam semesta,
serta masih banyak lagi. Al-Qur’an menjadi salah satu mukjizat besar Nabi
Muhammad SAW, sebab turunnya Al Qur’an melalui perantara beliau, Al Qur’an
mempunyai peranan yang sangat penting untuk keberlangsungan umat manusia di Dunia.
Betapa tidak, semua persoalan manusia di dunia sebagian besar dapat ditemukan
jawabannya pada Al Qur’an. Oleh karenannya kemudian Al Qur’an di yakini sebagai
firman Allah yang menjadi sumber hukum Islam pertama sebelum Hadist serta
menjadi sumber ajaran bagi Agama Islam. Kewajiban manusia untuk mengimani,
membaca, menelaah, menghayati, dan mengamalkan ajaran Al Quran secara
keseluruhan, serta mendakwahkannya (Q.S. Al-'Ashr:1-3). Jika kita memang
benar-benar beriman kepada Allah SWT atau mengaku Muslim. Membacanya saja sudah
berpahala, bahkan kata Nabi Saw satu huruf mengandung 10 pahala, apalagi jika
mengamalkannya.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah
Pengertian dari Al-Qur’an ?
2. Bagaimanakah
Peran dan Fungsi Al-Qur’an ?
3. Bagaimanakah
Pendekatan dalam Memahami Al-Qur’an ?
4. Bagaimanakah
Posisi Al-Qur’an terhadap Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ?
5. Bagaimana Hubungan Al-Qur’an dan Ilmu Pengetahuan ?
C. Tujuan
Masalah
1. Untuk mengetahui Pengertian dari Al-Qur’an
2. Untuk mengetahui Peran dan Fungsi Al-Qur’an
3. Untuk Mengetahui Pendekatan dalam Memahami Al-Qur’an
4. Untuk mengetahui Posisi Al-Qur’an terhadap Ilmu Pengetahuan
dan Tekhologi
5. Untuk mengetahui Hubungan Al-Qur’an dan Ilmu Pengetahuan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Al-Qur’an
Ditinjau dari bahasa,
Al Qur'an berasal dari bahasa arab, yaitu bentuk jamak dari kata benda (masdar)
dari kata kerja qara'a - yaqra'u - qur'anan yang
berarti bacaan atau sesuatu yang dibaca berulang-ulang. Secara istilah, al
Qur'an diartikan sebagai kalam Allah swt, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
saw sebagai mukjizat, disampaikan dengan jalan mutawatir dari Allah swt sendiri
dengan perantara malaikat jibril dan mambaca al Qur'an dinilai ibadah kepada
Allah swt.
Adapun Al-qur’an
menurut para ahli, yaitu :
1. Muhammad Ali ash-Shabuni, Al
Qur'an adalah Firman Allah swt yang tiada tandingannya, diturunkan kepada Nabi
Muhammad saw penutup para nabi
dan rasul dengan perantaraan malaikat Jibril as, ditulis pada mushaf-mushaf
kemudian disampaikan kepada kita secara mutawatir, membaca dan mempelajari al
Qur'an adalah ibadah, dan al Qur'an dimulai dengan surat al Fatihah serta
ditutup dengan surat an Nas.
2. Dr. Subhi As-Salih, Al Qur'an adalah kalam Allah swt merupakan mukjizat yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad saw ditulis dalam mushaf dan diriwayatkan dengan mutawatir
serta membacanya adalah ibadah.
3. Syekh Muhammad Khudari Beik, Al Qur'an adalah firman Allah yang berbahasa arab diturunkan kepada Nabi Muhammad saw untuk dipahami isinya, disampaikan kepada kita secara mutawatir ditulis dalam mushaf dimulai surat al Fatihah dan diakhiri dengan surat an Nas.
B.
Peran
dan Fungsi Al-Qur’an
a.
Al-Qur’an sebagai Kalamullah
Kalam (perkataan)
Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril
dengan lafal dan maknanya. Al-Qur’an sebagai kitab Allah menempati posisi
sebagai sumber pertama dan utama dari seluruh ajaran Islam dan berfungsi
sebagai petunjuk atau pedoman bagi umat manusia dalam mencapai kebahagiaan
hidup di dunia dan akhirat. Sebagai Kalamullah, Al-Qur’an dalam bentuk
aslinya berada dalam induk Al-Kitab (Lauh Mahfuzh) dalam lindungan Tuhan. Lalu
diturunkan kepada Nabi dalam bahasa kaumnya (bahasa Arab).
b. Al-Qur’an sebagai Sumber Hukum Islam
Sumber hukum ajaran Islam ada tiga. Yakni; Al Quran,
As-Sunnah, dan Ijtihad. Al-Qur’an adalah firman Allah, dan hadist
merupakan sabda Rasulullah Muhammad
SAW.Sedangkan ijtihad didapatkan dari hasil pemikiran para
ulama mujtahid (yang berijtihad), dengan tetap mengacu kepada Al
Quran dan As-Sunnah. Isi Al-Qur’an meliputi segala hal, mulai soal keimanan
atau akidah hingga fenomena alam. Al Quran mengajari manusia bersikap ilmiah
atau berdasarkan ilmu (Q.S. Al-Isro’:36), mendorong manusia melakukan
penelitian untuk menyibak tabir alam (Q.S.Yunus:101), menaklukkan angkasa luar
(Q.S. Ar-Rahman:33), mengabarkan prediksi ilmiah tentang rahim ibu (Q.S.
Az-Zumar:6), gaya berat atau gravitasi (Q.S. Ar-Rahman:7), pemuaian alam
semesta (Q.S. Adz-Dzariyat:47, Q.S Al-Anbiya: 104,Q.S Yasin:38), tentang ruang
hampa di angkasa luar (Q.S. Al-An’am:125), tentang geologi, gerak rotasi, dan
revolusi planet bumi (Q.S. An-Naml:88) dan masih sangat banyak lagi.
c. Al-Qur’an sebagai Mukjizat
Dalam Bahasa Arab, mukjizat berasal dari kata ‘ajz yang
berarti lemah, kebalikan dari qudrah(kuasa) sedangkan i’jaz berarti
membuktikan kelemahan. Mu’jizadalah sesuatu yang melemahkan atau
membuat yang lain menjadi lemah, tidak berdaya. Setiap mukzijat biasanya turun
untuk memberikan tantangan bagi situasi zaman itu. Ketika pada zaman Nabi Musa
para tukang sihir sangat berkuasa dan mereka mencapai puncak kemampuannya dalam
ilmu sihir, Nabi Musa datang dengan membawa mukjizat yang mampu melumpuhkan
tipu daya para tukang sihir tersebut. Rasulullah SAW. pun hadir pada suatu
zaman ketika sastra Arab mencapai puncak ketinggiannya. Beliau datang dengan
Al-Quran yang memiliki gaya bahasa tingkat tinggi yang mampu melumpuhkan
seluruh penyair yang ada pada zaman itu.
d.
Al Quran sebagai Pedoman Hidup
Sebagai pedoman hidup, Al Qur’an banyak
mengemukakan pokok-pokok serta prinsip-prinsip umum pengaturan hidup dalam
hubungan antara manusia dengan Allah dan mahluk lainnya. Di dalamnya terdapat
peraturan-peraturan seperti:beribadah langsung kepada Allah
Swt, berkeluarga, bermasyarakat,
berdagang,utang-piutang, kewarisan, pendidikan dan
pengajaran, pidana, dan aspek-aspek kehidupan lainnya yang oleh Allah Swt.
Dijamin dapat berlaku dan dapat sesuai pada setiap tempat dan setiap waktu.
e.
Al-Quran sebagai Korektor
Sebagai korektor, Al-Quran banyak mengungkapkan
persoalan-persoalan yang dibahas oleh kitab-kitab suci sebelumnya, semacam
Taurat dan Injil yang dinilai tidak lagi sesuai dengan ajaran yang telah diturunkan
oleh Allah Swt. Ketidaksesuaian tersebut menyangkut sejarah orang-orang
tertentu, hukum-hukum, prinsip-prinsip ketuhanan, dan sebagainya.
C.
Pendekatan dalam Memahami Al-Qur’an
Secara garis besar istilah antara tafsir
dengan takwil tidak terdapat perbedaan yang mendasar, kedua-duannya mempunyai
semangat untuk menggali, mengkaji dan memahami maksud dari ayat-ayat Al Qur’an
guna dijadikan sebagai pedoman dan rujukan umat Islam tatkala mengalami
berbagai macam persoalan dalam kehidupan di dunia.
Sebagai upaya untuk menjelaskan maksud dari ayat Al
Qur’an, obyek yang dijadikan kajian dalam menafsirkan Al Qur’an adalah kalam Allah,
maka dalam konteks ini tidak perlu diragukan dan diperdebatkan kembali mengenai
kemuliaannya. Kandungannya meliputi aqidah-aqidah yang benar, hukum-hukum
syara’ dan lain-lain. Tujuan akhirnya adalah dapat diperolehnya tali yang amat
kuat dan tidak akan putus serta akan memperoleh kebahagiaan baik di dunia
ataupun di akhirat. Dan oleh karenanya, ilmu tafsir merupakan pokok dari segala
ilmu agama, sebab ia diambil dari Al Qur’an, maka ia menjadi ilmu yang sangat
dibutuhkan oleh manusia.
Ayat-ayat Al Qur’an yang sangat banyak
ini sejatinya dapat menjawab semua persoalan yang terjadi pada masyarakat.
Namun kesan yang ada pada saat ini seakan-akan ayat Al Qur’an masih mengandung
misteri, sehingga belum mampu menjawab semua persoalan yang ada. Kesan dan
pemahaman yang keliru ini adalah akibat dari ”miskin”nya cara, metode dan
pendekatan dalam memahami dan menafsirkan ayat Al Qur’an. Metodologi tafsir Al
Qur’an adalah salah satu cara untuk mengkaji, memahami dan menguak lebih jauh
maksud dan kandungan dari ayat-ayat Al Qur’an. Metode tafsir yang adapun sangat
beragam model, bentuk dan pendekatannya.
Suatu hal yang sangat penting bagi kita
untuk mengetahui dan memahami macam-macam metode tafsir ayat Al Qur’an yang ada
dengan berbagai macam pendekatannya, jika hal ini telah kita ketahui, maka
ayat-ayat Al Qur’an semakin hidup dan mampu untuk menjawab segala persoalan
masyarakat yang berkembang begitu cepat. Hal ini semakin mempertegas bahwa Al
Qur’an adalah wahyu Allah yang menjadi rujukan dan sumber utama ajaran semua
umat Islam.
D. Posisi Al-Qur’an
terhadap Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Posisi Al-Qur’an terhadap
ilmu pengetahuan dan teknologi dapat dijelaskan dengan jalan mencari sumber
ilmu dan sumber cara mengembangkan ilmu menjadi teknologi. Al-Qur’an sebagai
sumber ilmu memberikan benih-benih dasar untuk dapat dikembangkan oleh menusia
menjadi ilmu dan teknologi yang tidak terhingga ragamnya dan arah
pencapaiannya. Selain itu Al-Qur’an akan menjamin kebenaran ilmu yang bersumber
dari-Nya, kebenaran arah pengembanganya, karena semua bersandar pada sunnah
Allah dan jiwa ketakwaan serta keimanan dari manusia sebagai subyek yang melakukanya.
Kisi-kisi batas kewenangan manusia untuk menggapai ilmu juga telah ditetapkan
dalam Al-Qur’an.
Bagi umat Islam yang
beriman kepada Al-Qur’an, belajar mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi
merupakan salah satu atribut dari keimanannya. Jika telah demikian maka hal itu
merupakan daya penggerak yang tidak ternilai bagi seseorang untuk belajar dan
menggali ilmu. Kelengkapan selanjutnya adalah menyiapkan rel atau jalan yang
lurus dan tempat pemberhentian dari upayanya.
Dr. M. Imaduddin
Abdulrahim menyebutkan bahwa salah satu sebab tertinggalnya umat islam dalam
ilmu pengetahuan dan teknologi saat sekarang adalah karena mereka tidak
konsisten dengan sunatullah dalam menangani masalah dunia. Disamping itu faktor
ruang lingkup pandangan hidup yang berbeda, faktor dalam lingkungan dan
struktur masyarakat sekelilingnya sangat berpengaruh terhadap perbedaan dasar
ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada.
E. Hubungan
Al-Qur’an dan Ilmu Pengetahuan
Salah satu
kemu’jizatan (keistimewaan) Al-Qur’an yang paling utama adalah hubungannya
dengan sains dan ilmu pengetahuaan, begitu pentingnya sains dan ilmu
pengetahuan dalam Al-Qur’an sehingga Allah menurunkan ayat yang pertama kali
Q.S Al-‘alaq 96/1-5.
ù&tø%$# ÉOó™$$Î/ y7În/u‘ “Ï%©!$# t,n=y{ ÇÊÈ t,n=y{ z`»|¡SM}$# ô`ÏB @,n=tã ÇËÈ ù&tø%$# y7š/u‘ur ãPtø.F{$# ÇÌÈ “Ï%©!$# zO¯=tæ ÉOn=s)ø9$$Î/ ÇÍÈ zO¯=tæ z`»|¡SM}$# $tB óOs9 ÷Ls>÷ètƒ ÇÎÈ
Artinya :
1.Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang
Menciptakan, 2. Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah, 3. Bacalah,
dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, 4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran
kalam, 5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Ayat tersebut di atas
mengandung perintah membaca, membaca berarti berfikir secara teratur atau
sitematis dalam mempelajari firman dan ciptaannya, berfikir dengan
menkorelasikan antara ayat qauliah dan kauniah manusia akan mampu menmukan
konsep-konsep sains dan ilmu pengetahuan. Bahkan perintah yang pertama kali
dititahkan oleh Allah kepada Nabi Muhammada SAW. dan umat Islam sebelum
perintah-perintah yang lain adalah mengembangkan sains dan ilmu pengetahuan
serta bagaimana cara mendapatkannya. tentunya ilmu pengetahuan diperoleh di
awali dengan cara membaca, karena membaca adalah kunci dari ilmu pengetahuan,
baik membaca ayat qauliah maupun ayat kauniah, sebab manusia itu lahir tidak
mengethui apa-apa, pengetahuan manusia itu diperoleh melalui proses belajar dan
melalui pengalaman yang dikumpulkan oleh akal serta indra pendengaran dan
penglihatan[3] demi untuk mencapai kejayaan, kebahagian dunia dan akhirat.
Dalam Al-Qur’an terdapat kurang lebih 750[4] ayat rujukan yang berkaitan dengan
ilmu pengetahuan sementara tidak ada agama atau kebudayaan lain yang menegaskan
dengan begitu tegas akan kepentingan ilmu dalam kehidupan manusia. Ini
membuktikan bahwa betapa tingginya kedudukan sains dan ilmu pengetauan dalam
Al-Qur’an (Islam). Al-Qur’an selalu memerintahkan kepada manusia untuk
mendayagunakan potensi akal, pengamatan , pendengaran, semaksimal mungkin.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagai suatu mukjizat yang diberikan kepada Nabi Muhammad
SAW. Al-Qur’an merupakan pedoman hidup atau acuan yang digunakan manusia agar
hidup seseorang itu menjadi lebih baik. Al-Qur’an juga digunakan sebagai acuan
dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Karna segala apa yang terkandung didalam
Al-Qur’an itu memuat segala aspek ilmu pengetahuan dan teknologi.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih
banyak terdapat kesalahan dan kekurangan, baik dari segi isi maupun penulisan.
Untuk itu, kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan untuk perbaikan
dimasa yang akan datang.

No comments:
Post a Comment